Skip to main content

Mentalitas Pecundang Merusak Negara

 "A rotten apple spoils the barrel." 

Kau selalu dengungkan bahwa "Taliban" telah masuk institusi negara ini, tidak terkecuali POLRI. Kau kumandangkan bahwa Taliban ini akan merusak tatanan negara dan mengubahnya ke tatanan yang diinginkan oleh Taliban. Cara merusaknya adalah dimulai dengan membuat satu keonaran ke keonaran lainnya. Keonaran yang tidak ada ujung penyelesaiannya ini lalu akan ditumpangi oleh Taliban dengan membawa missi untuk kembali ke Islam yang benar, kembali ke sistem Islam yang benar dalam bernegara dan berbangsa ini. Jadilah, negara yang kita cintai ini menjadi negara Islam seperti diingkan Taliban.

Nalar yang sehat ini sulit untuk menerima skenario yang didengugkan tersebut. Jauh api dari panggang, jauh keinginan dari kenyataan. Skenario yang selalu dikumandangkan dalam rangka menstigmatisasi satu kelompok Islam tersebut tidak akan pernah terjadi. Minimal tidak pernah ada preseden.

Justru sekarang kita menyaksikan bersama bahwa kerusakan di insitusi negara itu tidak dilakukan oleh orang-orang yang diidentifikasi sebagai Taliban, tetapi oleh kita sendiri yang bermental pecundang, yaitu mental yang ingin menang sendiri (ego sentris) tanpa memperdulikan orang lain, tanpa memperdulikan aturan, tanpa memperdulikan nurani, tanpa memperdulikan norma, tanpa memperdulikan karma

Irjen Ferdy Sambo, Kadiv Propam POLRI, adalah contoh dengan mentalitas tersebut. "Satu saja buah apple itu busuk, maka akan membuat busuk apple yang lain dalam satu keranjang." Satu kebusukan seorang polisi Sambo membuat busuk 31 anggota polisi lainnya. 

Ternyata satu buah apple busuk yang membuat sekeranjang apple lainya busuk itu bukan disebabkan oleh issue "Taliban" tetapi busuknya mentalitas pejabat oleh karena ambisi ego sentris untuk menang sendiri.

Popular posts from this blog

Matinya Akademisi Karena Benci

 Sering kan dengar dari Ikrar Nusa Bhakti, profesor LIPI-sekarang-BRIN yang vocal bahkan nyinyir ke Jokowi itu? Dia selalu menyampaikan bahwa selama berkarir di luar negeri lebih dari 46 tahun, baru ada kasus di dunia ini ya Jokowi itu. Jokowi yang sebelumnya dicalonkan oleh partainya, PDIP, hingga menjadi wali kota, gubernur, dan presiden, belakangan melawan kehendak partainya. Kasus presiden melawan partai pengusungnya baru pertama kali terjadi di dunia ini, songgong si Ikrar. Heh heh heh heh … Dulu kita mengangguk saja mendengar pendapat songgong begini. Sekarang sudah banyak mesin AI (artifical intelligence) yang dalam sekian detik bisa memverifikasi pendapat songgong. Minimal ayo lah ke chatgpt.com. Ya, ada beberapa contoh presiden yang menjauhkan diri dari partai politik yang awalnya mendukung mereka. Hal ini biasanya terjadi ketika prioritas pemerintahan, perubahan ideologi, atau keyakinan pribadi mereka bertentangan dengan agenda partai mereka. Berikut ini beberapa cont...

the Dunning Kruger Effect

Ketika anda tidak tau, tetapi berpikir tau segalanya. Believing you know something that you don't!   Ini penyakit karena anda merasa lebih baik dari semua orang atas pengetahuan dan kemampuan yang anda miliki. Padahal sejatinya anda tidak memiliki pengetahuan dan kemampuan tersebut. Disebut penyakit karena ternyata anda memiliki persepsi yang salah tentang diri anda sendiri. Lha mempersepsikan diri sendiri saja salah, lah apalagi mempersepsikan orang lain! Padahal, semakin kita belajar, semakin kita sadar betapa kecil pengetahuan yang kita miliki. Kita sadar bahwa ada kesenjangan dan kita mungkin tidak berusaha mengisi kesenjangan itu untuk menjadi lebih tahu suatu topik. Ketika kita tidak menyadari ini, kita begitu menderita karena justru ketidaktahuan kita inilah sehingga kita tidak mampu mengetahui bahwa diri kita kekurangan pengetahuan di bidang tertentu. Di sinilah, DKE (the Dunning Kruger Effect) terjadi bahwa ketika ketidakmampuan (incompetence) kita terhadap suatu...