"A rotten apple spoils the barrel."
Kau selalu dengungkan bahwa "Taliban" telah masuk institusi negara ini, tidak terkecuali POLRI. Kau kumandangkan bahwa Taliban ini akan merusak tatanan negara dan mengubahnya ke tatanan yang diinginkan oleh Taliban. Cara merusaknya adalah dimulai dengan membuat satu keonaran ke keonaran lainnya. Keonaran yang tidak ada ujung penyelesaiannya ini lalu akan ditumpangi oleh Taliban dengan membawa missi untuk kembali ke Islam yang benar, kembali ke sistem Islam yang benar dalam bernegara dan berbangsa ini. Jadilah, negara yang kita cintai ini menjadi negara Islam seperti diingkan Taliban.
Nalar yang sehat ini sulit untuk menerima skenario yang didengugkan tersebut. Jauh api dari panggang, jauh keinginan dari kenyataan. Skenario yang selalu dikumandangkan dalam rangka menstigmatisasi satu kelompok Islam tersebut tidak akan pernah terjadi. Minimal tidak pernah ada preseden.
Justru sekarang kita menyaksikan bersama bahwa kerusakan di insitusi negara itu tidak dilakukan oleh orang-orang yang diidentifikasi sebagai Taliban, tetapi oleh kita sendiri yang bermental pecundang, yaitu mental yang ingin menang sendiri (ego sentris) tanpa memperdulikan orang lain, tanpa memperdulikan aturan, tanpa memperdulikan nurani, tanpa memperdulikan norma, tanpa memperdulikan karma.
Irjen Ferdy Sambo, Kadiv Propam POLRI, adalah contoh dengan mentalitas tersebut. "Satu saja buah apple itu busuk, maka akan membuat busuk apple yang lain dalam satu keranjang." Satu kebusukan seorang polisi Sambo membuat busuk 31 anggota polisi lainnya.
Ternyata satu buah apple busuk yang membuat sekeranjang apple lainya busuk itu bukan disebabkan oleh issue "Taliban" tetapi busuknya mentalitas pejabat oleh karena ambisi ego sentris untuk menang sendiri.