Skip to main content

Muslim selalu menjadi korban

 Revolusi Industri 1.0 ketika usaha rumah tangga diproduksi secara massal melalui manufacturing company, Muslims masih terlelap. Tak sadar sehingga tak sempat mengantisipasi, karenanya gagap menghadapi perubahan secara drastis tersebut.

Revolusi Industri 2.0 ketika manufacturing company tersebut sumber daya pembangkitnya tidak lagi tenaga binatang dan manusia tetapi generator listrik, lagi-lagi dunia Islam gagal, jangankan mengantisipasi, memprediksi saja tidak. Muslims hanya terkesima dengan perubahan Barat.

Revoulusi Industri 3.0 ketika manufacturing company tidak hanya dibangkitkan oleh listrik tetapi sudah memakai komputer yang serba otomatis sehingga lebih presisi memproduksi barang, lebih efisien menggunakan biaya, energi dan waktu dan lebih efektif menciptakan barang secara massive, dunia Islam masih saja heran keheranan. “Gumunan”!

Revolusi Industri 4.0 ketika manufacturing company meningkat dari pemanfaatan otomatisasi komputer ke “internet of things” bahwa internet menjadi resource utama pembangkit manufacturing company yang tidak hanya berkutat pada memproduksi barang tetapi bahkan memproduksi jasa, dunia Islam masih saja terbelenggu dengan diskursus halal haram. Amazon, Grab, GoJek, Tokopedia, Bukalapak, Lazada, Alibaba dan sejenisnya yang tidak sekedar “unicorn” tidak satupun dinisiasi dari dunia Islam Timur Tengah. Tetapi bersyukur termasuk diinisasi dunia Islam Asia Tenggara. 

Revolusi Industri 5.0 yang sekarang sudah diimplementasikan oleh Jepang dengan memanfaatkan “artifical intelligence” dimana robot itu dibekali dengan kecerdasan buatan yang IQnya melebihi manusia sehingga mampu meningkatkan produksi barang dan jasa secara massive tanpa perlu intervensi tenaga manusia, dunia Islam masih saja terlelap dengan perdebatan “siapa teman siapa lawan.” Arab Saudi terlibat perang dengan saudara se-iman dan se-islam di Yaman dan Suriah, bahkan memutus segala hubungan dengan Qatar, saling tuduh dengan Iran dan bersitegang dengan Turki. Hhhmm Elon Musk baru saja sukses meluncurkan Space X tanpa awak pada Minggu malam 3 Mar 2019 ke ISS. Itu cukup sebagai bukti Revolusi Industri 5.0. 

Orang lain urusan perang sudah selesai, kita masih saja bersitegang dengan saudara se-iman dan se-islam. Dengan lantang dan mengepalkan tangan sangat yakin saudara se-iman dan se-islam itu salah sehingga pasti tidak diridloi oleh Allah dan karenanya jahannam adalah tempat bersinggahnya. Surga itu begitu luasnya dan saya yakin melebihi luasnya planet bumi. Kita akan merasa kesepian kalau penghuninya homogen hanya kita sendiri.

Hhhmmmm … Kemunduran dunia Islam disebabkan oleh andil dari kita juga yang sering menimpakan keterpurukan ini pada orang lain dalam hal ini Barat, padahal diawali dari “kebodohan” diri kita sendiri yang tidak ikut andil dan karenanya selalu gagap mengantisipasi kemajuan zaman. Mari segera move on dari masa lalu yang saling menyalahkan ke saling bekerja sama. Ciptakan aliansi antar sesama manusia tanpa harus terkotak oleh SARA. Diskursus tidak lagi pada revolusi industri 4.0 yang sudah mulai usang tetapi harus sudah ke 5.0. Supaya kita tidak gagap dengan pencapaian Barat tetapi justru menginisiasi perubahan yang ada di Barat. 

Popular posts from this blog

Matinya Akademisi Karena Benci

 Sering kan dengar dari Ikrar Nusa Bhakti, profesor LIPI-sekarang-BRIN yang vocal bahkan nyinyir ke Jokowi itu? Dia selalu menyampaikan bahwa selama berkarir di luar negeri lebih dari 46 tahun, baru ada kasus di dunia ini ya Jokowi itu. Jokowi yang sebelumnya dicalonkan oleh partainya, PDIP, hingga menjadi wali kota, gubernur, dan presiden, belakangan melawan kehendak partainya. Kasus presiden melawan partai pengusungnya baru pertama kali terjadi di dunia ini, songgong si Ikrar. Heh heh heh heh … Dulu kita mengangguk saja mendengar pendapat songgong begini. Sekarang sudah banyak mesin AI (artifical intelligence) yang dalam sekian detik bisa memverifikasi pendapat songgong. Minimal ayo lah ke chatgpt.com. Ya, ada beberapa contoh presiden yang menjauhkan diri dari partai politik yang awalnya mendukung mereka. Hal ini biasanya terjadi ketika prioritas pemerintahan, perubahan ideologi, atau keyakinan pribadi mereka bertentangan dengan agenda partai mereka. Berikut ini beberapa cont...

the Dunning Kruger Effect

Ketika anda tidak tau, tetapi berpikir tau segalanya. Believing you know something that you don't!   Ini penyakit karena anda merasa lebih baik dari semua orang atas pengetahuan dan kemampuan yang anda miliki. Padahal sejatinya anda tidak memiliki pengetahuan dan kemampuan tersebut. Disebut penyakit karena ternyata anda memiliki persepsi yang salah tentang diri anda sendiri. Lha mempersepsikan diri sendiri saja salah, lah apalagi mempersepsikan orang lain! Padahal, semakin kita belajar, semakin kita sadar betapa kecil pengetahuan yang kita miliki. Kita sadar bahwa ada kesenjangan dan kita mungkin tidak berusaha mengisi kesenjangan itu untuk menjadi lebih tahu suatu topik. Ketika kita tidak menyadari ini, kita begitu menderita karena justru ketidaktahuan kita inilah sehingga kita tidak mampu mengetahui bahwa diri kita kekurangan pengetahuan di bidang tertentu. Di sinilah, DKE (the Dunning Kruger Effect) terjadi bahwa ketika ketidakmampuan (incompetence) kita terhadap suatu...