Skip to main content

Kritis

Kritis itu kira2 model berfikir yang berdasarkan nalar (logical) dan realita (empirical) untuk menghasilkan pemikiran yang mandiri (independent), mencerahkan (enlightening) dan membebaskan (liberating).

Disebut nalar (logical) karena masuk akal. Hal2 yang dipikirkan itu ada hubungan sebab akibat yang runut/tertib (systematic).

Disebut realita (empirical) karena hal2 yang masuk akal itu nyata terbukti terjadi. Jadi tidak mengada-ada. Semua bisa dibuktikan. Jadi ada data valid dari lapangan.

Disebut mandiri (independent) karena tidak terpengaruh oleh pikiran lain. Maksudnya, kekuatan nalar logika yang berdasar pada realita di lapangan itu kalau digunakan dengan sungguh-sungguh akan membuahkan pemikiran yang mandiri.

Disebut mencerahkan (enlightening) karena hasil pemikirannya memberikan penerangan kepada sekelilingnya. Hasil pemikiriannya tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk orang2 yang ada disekelilingnya.

Disebut membebaskan (liberating) karena hasil pemikirannya bisa membebaskan seseorang dari belenggu masa lalu yang suram, sistem yang penuh dengan trik tipu daya (politicking), yang penuh dengan persekongkolan kaum burjouis dan penuh dengan tradisi jahiliyah (kebodohan).

Jadi, syarat yang harus dimiliki KRITIS itu harus ke-lima2nya tidak boleh salah satunya, yaitu (1) logical, (2) empirical, (3) indpendent, (4) enlightening dan (5) liberating.

Biasanya orang2 yang sudah mapan, tidak suka dengan model berfikir kritis ini karena mengancam kemapanannya. Mereka yang menjabat, misalnya, tidak pingin staf2nya kritis2 banget karena bisa mengancam posisinya. 

Kritis diperlukan supaya tradisi yang membelenggu dan membodohkan itu tidak terulang lagi. Sekalipun miskin harus tetap kritis. Supaya kemiskinan itu tidak terulang lagi. Sudah miskin nggak kritis lagi. Wah ... seperti dah jatuh tertimpa tangga lagi.

Nah, nak dikritisi yo ra sah nesu. Wong kritis sing koyo disebutke ning duwur iku mau ra mung waton ngomong. Ning nganggo dasar limo pasal sing ora iso ditinggalke.

Popular posts from this blog

1 Syawwal 2024

  Tidak seperti kalender Masehi yang berdasarkan matahari, penentuan tanggal dalam kalender Islam berdasarkan bulan. Hitungan 1 bulan dalam kalender Islam bisa 29 atau 30 hari. 2.       Dua metode penentuan awal bulan, yaitu WUJUUDUL HILAAL ( وجود الهلال ) atau penampakan bulan dan RUKYATUL HILAAL ( الهلال رؤية) atau penglihatan bulan.  Bagi penganut WUJUUDUL HILAAL ( وجود الهلال ) , berapapun ketinggian bulan kalau sudah muncul maka besuk berarti sudah bulan baru. Walaupun ketinggian bulan tersebut belum bisa dilihat mata telanjang manusia di bumi. Sedangkan bagi RUKYATUL HILAAL ( الهلال رؤية) , mempersyaratkan ketinggian bulan minimal 2 derajat atau jarak bulan ke matahari 3 derajat supaya mata telanjang manusia di bumi bisa melihat bulan. 3.       Ketika matahari terbenam pada Selasa Legi 9 April, bulan muncul dengan ketinggian 6 derajat. 4.       Baik penganut WUJUUDUL HILAAL ( وجود الهلا...

Relativisme Etika

 Etika itu prinsip bisa terkait dengan benar dan salah, tetapi juga, dan tidak jarang justru yang paling pas, terkait dengan baik dan buruk bagi individu ataupun masyarakat. Ini terkait dengan moral dan bagaimana seseorang itu membuat keputusan dan arah tujuan hidup. Kita selalu memegang teguh prinsip moral tersebut dengan menyatakan bahwa kita yang benar, dan sebaliknya orang lain salah. Ini adalah bentuk pertahanan terhadap prinsip moral yang kita miliki dan praktekan ketika prinsip tersebut ternyata berbeda dengan prinsip orang lain. Salah dalam memilih prinsip moral bisa berakibat pada konsekuensi serius seperti hilangnya reputasi, denda, bahkan tidak jarang penjara.  Norma etika itu lebih luas dari aturan tertulis. Kita bersepakat bahwa pembunuhan itu secara etika adalah perbuatan yang salah. Tetapi kita bisa jadi berbeda pendapat tentang aborsi padahal aborsi itu pembunuhan juga. Ini dikarenakan kita berbeda pandangan tentang human beings atau manusia. Masih soal pembunu...