Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2022

What’s wrong with Anies presidential nomination?

 A day after Golkar's 58th anniversary on October 21, 2022, the moment when Surya Paloh was uncomfortable when Jokowi said that we should not be reckless in submitting a presidential candidate, Paloh gathered several professors at the Nasdem Tower. Paloh felt that there was nothing wrong with Anies' presidential candidacy. In addition, Anies had experience in the government, once a governor, which means he understood well the government bureaucracy. Still, according to Paloh, Anies was not a foreign stooge either. In the past, Paloh nominated Ahok, and now he appoints Anies. He wanted his maneuver seen to unite the nation's children from various ethnic and religious backgrounds. Therefore, according to Paloh, only people who personally didn't like Anies said that Anies' candidacy was of reckless nomination. Nevertheless, nominating Anies as a presidential candidate was unsuitable for several reasons. First, Anies is a racist! He deliberately used religious issues ...

Apa yang salah dari Anies?

 Selang sehari setelah HUT Golkar ke-58 pada 21 Oktober 2022, momen dimana Surya Paloh tidak nyaman ketika Jokowi menyebut jangan sembrono mengajukan capres, Paloh mengumpulkan sejumlah guru besar di Nasdem Tower. Paloh merasa tidak ada yang salah dari pencpresan Anies. Apalagi Anies adalah berada di dalam pemerintahan, pernah menjadi gubernur yang artinya paham dengan birokrasi pemerintahan. Masih menurut Paloh, Anies juga bukan antek luar negeri. Dulu Paloh mencalonkan Ahok dan sekarang mencalonkan Anies. Itu semua dilakukan dalam rangka mempersatukan anak bangsa dari berbagai latar belakang etnis dan agama. Hingga Paloh menyebut hanya orang yang tidak suka saja yang mengatakan pencpresan Anies salah.  Anies itu rasis! Dia dengan sengaja menggunakan issu agama untuk memenangkan Pilkada DKI 2017. Issu agama yang menyerang Ahok sebagai orang Kristen ini memang bukan dia yang menciptkannya. Tetapi dia merestuinya karena mendapatkan keuntungan. Mestinya kala itu Anies paling tid...

Partai nir ideologi

 Era multipartai sejak pemilu 1999 membuat masyarakat gegap gempita mendirikan parpol. Ada yang merasa, bahwa mereka sebagai bagian dari masyarakat banyak, harus ada yang mewakili di parlemen. Tetapi tidak sedikit pula yang memiliki pemikiran bahwa dengan mendirikan partai chance mereka untuk terpilih menjadi anggota parlemen terbuka lebar, dibandingkan dengan sebagai pendatang baru yang bergabung denga partai lain. Pemikiran kedua inilah yang sedikit banyak berpengaruh pada beridirnya banyak partai dengan kemiripan visi misi, untuk tidak menyebut nir ideologi. Keseluruhan partai adalah nasionalis. Di visi misi partai susah untuk menemukan partai yang tidak nasionlais. Apalagi UU mensyaratkan persebaran pengurus partai secara nasional. Maka susah untuk membedakan apalagi membenturkan parta nasionalis dengan non-nasionalis. Dipetakan dalam bentuk spektrum agama pemilih, ada partai kiri, tengah, dan kanan. Kiri adalah model partai liberal-sekuler, kanan partai Islamis, dan tengah a...

Paloh versus Megawati

 “ A distinction between human action that is meaningful and what which is merely reactive. The latter is based on simple responses to external stimuli and is impulsive, whereas the former is a consequence of thought and a degree of intent .” Baru beberapa hari setelah pencapresan Anies oleh Nasdem , serangan datang bertubi-tubi dari elit PDIP. Waktu perayaan HUT TNI di kantor DPP PDIP, Hasto menunjuk lukisan yang menggambarkan banyak orang merobek bendera warna biru dari bendera Belanda. Robeknya warna biru mengindikasikan lepasnya Nasdem dari pemerintahan Jokowi. Hasto juga mengatakan tidak akan koalisi dengan partai yang mencemarkan masjid. Tentu saja ini arahnya ke PKS. Apalagi dengan Demokrat yang berkali-kali terang-terangan Hasto bersitegang mulai dari kongkalingkong pemenangan Demokrat pada pemilu 2004. Bahkan elit PDIP juga menyerang langsung ke Anies dengan mengatakan bahwa Jakarta tetap banjir sampai saat ini. Sekjen Hasto adalah kepercayaan Megawati. Setiap ucapan d...

Pertaruhan Surya Paloh: Dari politik identitas ke anti-thesa Jokowi

Masih lekat dalam ingatan pilkada DKI 2017 rasa pilpres bahwa Paloh dan para elit Nasdem tidak setuju dan tidak cocok dengan karakter Anies yang mendapatkan keuntungan, dan bahkan dalam banyak kesempatan sengaja menggunakan, politik identitas. Begitu kejinya Islam dipelintir sedemikian rupa untuk tujuan politik mengalahkan Ahok, bahkan menjebloskannya ke penjara. Tidak termaafkan apa yang telah Anies lakukan. Ojo kagetan! Setelah sistem multi partai dibuka semenjak pemilu era reformasi 1999, susah menemukan partai politik dengan ideologi yang jelas dan berbeda satu sama lainnya (clear and distinct), termasuk juga partai yang sekarang berada di parlemen hasil pemilu 2019. Partai senior Golkar misalnya, susah untuk diberdakan dari partai sempalannya Nasdem. Nasdem di satu pihak susah dipisahkan dari Demokrat di pihak yang lain. PDIP yang selalu mendengungkan ideologi sosialis proteksionis untuk wong cilik juga tidak jauh beda dengan Gerindra. Partai rumpun Islam seperti PPP susah untuk d...

Pencapresan Anies oleh Paloh

Saya tau dan kenal Anies. Waktu PILKADA DKI 2017 saya banyak mengkritiknya karena menikmati keuntungan dari sentimen agama tanpa mau sedikitpun menghimbau kepada pendukungnya untuk tidak menggunakan issu agama dalam mobilisasi pemilih. Disini integritas dan moralitas Anies dari akademisi telah bergeser ke politisi yang sering menggadaikan bahkan menyingkirkan integritas dan moralitas demi mendapatkan dukungan dan sekaligus memenangkan suara. Anies tidak salah karena memang kondisi demokrasi prosedural, i.e pemilihan langsung, terikat pada patokan kuantitas, bukan kualitas, jumlah pemilih. Seorang calon dinyatakan menang walaupun hanya selisih satu suara. Maka bisa dipastikan siapapun untuk menang akan melakukan hal yang sama seperti halnya Anies. Euforia kita dalam berdemokrasi ternyata memang baru sampai pada level demokrasi prosedural. Yaitu demokrasi kuantitats yang tidak mensyaratkan apakah keterpilihan seorang calon dilakukan dengan cara yang baik, cara yang patut sesuai dengan no...