Skip to main content

Posts

Showing posts from 2023

Politik Nir Nalar

 Nalar itu perangkat yang hanya dimiliki manusia yang digunakan untuk mencari kebenaran dan tidak jarang digunakan sebagai alat pembenaran terhadap sikap, pikiran, dan pendapat. Yang membedakan manusia dengan makhluk lain seperti hewan dan bahkan malaikat adalah manusia memiliki nalar sedangkan hewan dan malaikat tidak memilikinya. Nalar itu memiliki sifat-sifat ketuhanan yang memiliki potensi membedakan mana baik dan buruk. Karena masih berupa potensi, maka nalar meski diasah dan diasuh supaya mampu membuat manusia membedakan mana baik dan buruk. Nalar seperti digambarkan ini memiliki sifat obyektif yang berlaku pada semua manusia. Dalam perkembangannya, nalar terikat pada kepentingan individu yang menjadikannya subyektif. Baik dan buruk tidak lagi berlaku universal tetapi tergantung pada individu dan kepentingannya. Nalar politik contohnya tumbuh dan berkembang atas dasar kepentingan. Ketika kepentingan itu menguntungkan maka nalar kebaikan dibangun dan disebarluaskan. Tetapi ket...

Gebyar politik ambyar prolifik

 Selama 1 minggu saya beserta rombongan MPI dan PIAUD UIN Sunan Kalijaga berkesempatan berkunjung di Singapore and Malaysia. Perjalanan dimulai tgl 7 Agustus dari YIA (Yogyakarta International Airport) dengan a budget flight murah meriah tepat tiba di Singapore.  Day 1: 7 Agustus Tiba di terminal 2 Changi, penampakan infra struktur bandara masih biasa, bisa dibilang masih standar seperti di bandara Cengkareng yang juga sudah punya skytrain, kereta angkut listrik mengantarkan penumpang antar terminal tanpa sopir. Oleh tour guide lalu diajak ke Jewel mall di terminal 1 yang ada air terjun indoor, yang diklaim sebagai air terjun indoor terbesar. Masih juga saya belum takjub karena pemandangan ini masih sama dengan yang saya lihat sebelumnya karena sudah beberapa kali muter-muter antar terminal di Changi sembari menunggu flight berikutnya. Selalu setiap perjalanan ke luar negeri saya sengaja mengambil rute stop over di Singapore. Ke North America, Russia, Middle East, Europe, dan ...

Pudarnya Dominasi Mayoritas

Suku Jawa mendominasi Indonesia tidak hanya dari jumlah penduduk, mobilitas atau sebaran penduduknya ke seluruh penjuru negeri, pendidikan tinggi, tetapi juga akses ke kekuasaan yang berimbas pada akses ke ekonomi dan kesehatan. Suku Jawa memang lebih maju dari suku lainnya. Maka dominasinya bisa dimaklumi walaupun di sana-sini dipertentangkan. Tidak ada dominasi yang selamanya, begitu menurut alam. Yang sekarang berkuasa, bisa jadi beberapa tahun berikutnya akan runtuh menjadi warga biasa. Yang mayoritas bisa menjadi minoritas, simpelnya seperti itu. Tidak terkecuali suku Jawa.  Contoh, banyak beasiswa ditawarkan yang paling lazim sekarang adalah LPDP. Saya yang suku Jawa dan anda pula, adakah yang mengalami bahwa anak-anak kita minder untuk mendaftar. Mereka minder karena pasti akan kalah bersaing dan ujung-ujungnya gak lolos. Minder itu perasaan merasa inferior, merasa low, merasa tidak fit, merasa pasti kalah dibandingkan dengan orang lain yang dirasa lebih superior, lebih high...

Perlunya Harmonisasi Demokrasi dan Budaya Lokal

Progress demokrasi Indonesia memang luar biasa liberalnya. Mampu menabrak bahkan melibas tatanan atau norma atau rambu-rambu tradisional, yang sebelumnya dianut, dipraktekan, dan dipedomani untuk bisa hidup harmonis.  Demokrasi, yang salah satu cirinya adalah penghargaan pada perbedaan, benar-benar telah berhasil memunculkan bahkan memamerkan kelompok-kelompok minoritas yang selama ini berbeda dengan kelompok mayoritas. Jika sebelumnya, kelompok minoritas ini tidak berani muncul apalagi memamerkan dan menyebarluaskan perbedaannya, saat ini kelompok minoritas ini sedang demam panggung bahwa perbedaan itu bukan hanya untuk dimunculkan, dipamerkan, dan disebarluarkan tetapi juga dirayakan (selebrasi). Pasangan GAY dan LESBI yang dahulu terkutuk di masyarakat dan karenanya mereka harus sembunyi, sekarang tidak hanya memamerkan kemesraannya di ruang-ruang publik, tetapi juga menyebarluaskannya. Genggaman tangan, pelukan, ciuman bahkan cumbuan pasangan sejenis ini sudah banyak mewarnai r...

1 Syawal

Bagi Muhammadiyah, Jum'at Pahing 21 April 2023 itu sudah tanggal 1 Syawal karena ketika matahari terbenam pada Kamis Legi 20 April 2023, HILAL sudah muncul di atas ufuk (1 derajat). Berapapun derajatnya HILAL tersebut asal sudah muncul di atas ufuk berarti sudah wujud (WUJUDUL HILAL).  Bagi Nahdlotul Ulama', kemunculan HILAL pada Kamis Legi 20 April 2023 ketika matahari terbenam belum belum mencapai POSISI yang memungkinkan untuk dilihat mata manusia di bumi (IMKANUL RUKYAH) karena kemiringan HILAL belum mencapai 3 derajat. Maka bulan Romadhon harus digenapkan menjadi 30 hari. Berarti 1 Syawal jatuh pada hari Sabtu Pon 22 April 2023. Kamu pilih Idul Fithri yang mana? Pilihlah 21 atau 22 April 2023 bukan karena fanatik ke Muhammadiyah atau Nahdlotul Ulama' . Tetapi karena kamu tau alasannya ( reasoning ) mengapa harus Idul Fithri pada 21 atau 22 April 2023. Ceto tur penak to!

Irrational Rational

 Dalam banyak hal, presiden dikesankan tidak padu antara laku dan pikiran. Yang paling nyata dan mudah dingat adalah pencabutan PPKM pada 30 Desember 2022 yang tertuang dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri No 53 Tahun 2022 dan peniadaan buka bersama bagi pejabat negara yang tertuang dalam Surat Sekretaris Kabinet Republik Indonesia Nomor R 38/Seskab/DKK/03/2023 tertanggal 21 Maret 2023. Lalu ditindaklanjuti oleh Kementerian Dalam Negeri dengan menerbitkan Surat Edaran Nomor: 100.4.4/1768/SJ ke pemerintah daerah provinsi dan kabupaten. Bahkan Menpan RB dengan gagah berani memperluas larangan ini ke seluruah ASN dan tidak segan menjatuhkan sanksi karena ASN berkewajiban untuk melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pejabat pemerintah yang berwenang, sesuai PP No. 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.  Kritik pun ramai dialamatkan ke presiden yang tidak padu antara laku dan pikiran. Ketika PPKM dicabut, anjuran tetap memakai masker di ruang tertutup itu di...

Muslim selalu menjadi korban

 Revolusi Industri 1.0 ketika usaha rumah tangga diproduksi secara massal melalui manufacturing company, Muslims masih terlelap. Tak sadar sehingga tak sempat mengantisipasi, karenanya gagap menghadapi perubahan secara drastis tersebut. Revolusi Industri 2.0 ketika manufacturing company tersebut sumber daya pembangkitnya tidak lagi tenaga binatang dan manusia tetapi generator listrik, lagi-lagi dunia Islam gagal, jangankan mengantisipasi, memprediksi saja tidak. Muslims hanya terkesima dengan perubahan Barat. Revoulusi Industri 3.0 ketika manufacturing company tidak hanya dibangkitkan oleh listrik tetapi sudah memakai komputer yang serba otomatis sehingga lebih presisi memproduksi barang, lebih efisien menggunakan biaya, energi dan waktu dan lebih efektif menciptakan barang secara massive, dunia Islam masih saja heran keheranan. “Gumunan”! Revolusi Industri 4.0 ketika manufacturing company meningkat dari pemanfaatan otomatisasi komputer ke “internet of things” bahwa internet menjad...